Senin, 21 Desember 2015

kesehatan

Lima Kasus Kesehatan Sepanjang 2015

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Setiap tahun pastinya ada kisah dan kasus yang mencolok Indonesia, begitu juga dengan kasus kesehatan yang juga menghebohkan masyrakat Indonesia.
Berikut adalah daftar penyakit sepanjang tahun 2015 yang melanda dan menghebohkan Indonesia:
1. Pembalut dan pantyliner berklorin
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengumumkan sembilan pembalut dan tujuh pantyliner yang diduga berbahaya bagi kesehatan wanita. Karena barang-barang tersebut mengandung klorin dengan kadar 5 sd 55 ppm. YLKI mengklaim klorin dalam produk kesehatan tersebut dapat memicu masalah gangguan alat reproduksi wanita, mulai dari iritasi hingga kanker.
Awal Juli 2015 lalu, dalam laporannya YLKI menggunakan Peraturan Menteri Kesehatan RI 472/Menkes/V/1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan, klorin disebut sebagai zat beracun dan iritan. Namun demikian, Kemenkes mengklaim bahwa kandungan klorin berbahaya dan dilarang bila ditambahkan dalam produk makanan.
2. Kematian misterius puluhan anak di Papua
Akhir-akhir ini, netizen dikagetkan dengan berita kematian puluhan anak-anak di bawah 10 tahun di Papua. Dikabarkan, anak-anak yang meninggal tersebut mengalami gejala-gejala yang sama, antara lain demam dan menggigil, sebelum akhirnya meninggal.
Dan hingga awal Desember kemarin kabar terakhir menyampaikan sudah 74 anak di Kabupaten Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Irian Jaya, yang meninggal dunia. Isu yang berkembang, kejadian luar biasa tersebut didahului dengan matinya hewan peliharaan warga yang kemudian menular ke anak-anak.
3. Bayi Ryuji yang meninggal karena atresia bilier
Pada awal Februari lalu, kisah bayi Ryuji Marhaenis Kaizan yang mengidap penyakit kelainan hati kronis dan membutuhkan transplantasi namun ditolak rumah sakit untuk mendapat pengobatan sebagai peserta BPJS, menyedot perhatian masyarakat.
Bayi Ryuji pertama kali masuk RSCM untuk rawat jalan pada 29 Desember 2014, dengan keluhan perut membuncit dan buang air besar. Pada 8 Januari 2015, pasien pertama kali dirawat selama 11 hari hingga membaik. Namun, pasien kembali dirawat pada 5 Februari 2015 dengan keluhan muntah, menceret, kuning, gizi kurang, gagal tumbuh, dan penumpukan cairan di perut.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada Februari, mengaku bahwa perlu tahapan lebih jauh untuk mengetahui penyakit bayi tersebut. Hingga pada akhirnya, bayi Ryuji tutup usia pada Juni 2015.
4. Kebakaran lahan gambut dan kabut asap
Kemarau panjang dan pembakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan beberapa bulan lalu memicu kejadian luar biasa sejak trisemester keempat 2015. Musibah yang mengancam kesehatan banyak penduduk sebagian wilayah Indonesia ini tercatat mencemari udara sampai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada dikisaran lebih dari 1.000 mm, yang sudah dikategorikan sangat berbahaya.
Tercatat di Menteri Sosial bahwa 19 nyawa melayang akibat kabut asap pada tahun ini, adapun menurut catatan Walhi sebanyak 21 orang meninggal. Sementara itu, ribuan warga mengalami kasus gangguan pernapasan akut.
5. Kasus kesalahan pemberian obat anestesi
Kasus yang terjadi di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, Banten, pada akhir Februari lalu sempat menghebohkan dunia medis. Dua pasien meninggal dalam waktu bersamaan karena pemberian obat anestesi Buvanest Spinal berisi Bupivacaine dalam ampul diduga tertukar dengan asam Tranexamic yang merupakan obat pembekuan darah.
Banyak kalangan dokter dan tenaga medis yang menyayangkan kejadian tersebut. Hal itu membuat pelajaran dan hikmah bagi dokter lainnya dalam menggunakan obat anestesi, tapi juga menarik media massa karena kesalahan yang dibuat oleh perusahaan farmasi Kalbe Farma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar