Rabu, 30 September 2015

Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

Kurun Waktu 2011-2014, Ketahanan Pangan di Jabar Terus Membaik

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Kondisi ketahanan pangan di Jawa Barat dalam kurun waktu 2011-2014 menunjukan kecenderungan semakin baik. Hal itu terlihat dari peningkatan di sejumlah indikator ketahanan pangan.
Plt Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan bahwa produksi sejumlah komoditas pangan penting di Jabar terus meningkat. Untuk tahun 2014 mencapai 11,64 juta ton dan mampu memberikan kontribusi 16 hingga 18 persen bagi produksi padi nasional.
Kemudian untuk produksi jagung mencapai 1,047 juta ton dengan pertumbuhan 8,03 persen per tahun pada 2014. Produksi kedelai di tahun itu mencapai 115 ribu ton atau meningkat hingga 100 persen dibanding 2013.
Selain produksi pangan meningkat, penduduk miskin rawan pangan di Jabar pun turun rata-rata 0,48 persen per tahun. Atau turun sebanyak 230 ribu jiwa dari jumlah 4,15 juta jiwa tahun 2014.
“Tapi kita jangan terlena dengan keberhasilan yang telah diraih, terlebih tantangan pembangunan ketahanan pangan Jabar ke depan semakin besar,” jelas Iwa di Bandung, Rabu (30/9/2015).
Lebih lanjut Iwa menjelaskan, permintaan pangan meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Di sisi lain kapasitas produksi pangan terkendala kompetisi pemanfaatan lahan, perubahan iklim ekstrim dan lainnya. Akses pangan bagi masyarakat miskin pun masih rendah, dari 5.954 desa, 813 desa di antaranya masuk kategori miskin (PPLS 2011). Hal itu berpotensi menimbulkan kerawanan pangan dan gizi buruk.
“Kendala lainnya pada ketahanan pangan, yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” jelasnya.
Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

Di Kota Bandung Smart Card Jadi Alat Bayar

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto mengungkapkan Smart Card merupakan program Kota Bandung sebagai alat pembayaran. Sehingga, setiap pembayaran atau transaksi tak harus lagi menggunakan uang tunai.
“Kita mendorong sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dalam Smart Card, salah satu implementasinya adalah bagaimana membayar tanpa cash. Bagaimana kartu yang menjadikan alat pembayaran,” ucapnya kepada wartawan di Hotel. Savoy Homan Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Selasa (29/9/2015).
Menurut Yossi, Kota Bandung sebagai salah satu kota yang laju pertumbuhan ekonominya cukup tinggi dibandingkan dengan kota lainnya di Jabar.
“Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi hampir 8,5 persen. Kalau dibandingkan kota lain kita lebih maju dari sisi pertumbuhan ekonomi, perdagangan,” katanya.
Yossi menjelaskan, Kota Bandung memilki tiga ribu mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Hal tersebut sebagai penanda bahwa masyarakat Kota Bandung banyak yang menggunakan ATM dalam hal transaksi.
“Kita mendapat informasi dari Bank Indonesia (BI) bahwa ATM di Bandung ada tiga ribu lebih, menandakan sebuah dinamika, fakta yang mengatakan masyarakat senang menggunakan ATM,” tukasnya.
Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

BOS Telat Cair, Madrasah Terancam Bangkrut

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Perwakilan Guru Madrasah se – Jawa Barat Yanyan Herdian mengatakan, belum cairnya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada madrasah dapat menyebabkan madrasah gulung tikar alias bangkru. Pasalnya, pihak yayasan yang menaungi madrasah banyak yang sudah menyerah.
“Kami menuntut agar dana BOS secepatnya dicairkan. Masa sembilan bulan belum cair – cair,” ucap Yanyan kepada wartawan di Gedung Indonesia Merdeka (GIM), Senin (28/9/2015).
Menurut Yanyan, dana BOS untuk seluruh Indonesia selama sembilan bulan terakhir belum dicairkan oleh Kemenag RI dengan alasan adanya perubahan akun rekening.
“Akibatnya, kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Yayasan, telah banyak yang menyatakan angkat tangan karena sudah tidak sanggup lagi menalangi biaya sehari – hari madrasah yang dinaunginya. Bahkan di beberapa daerah telah ada madrasah yang tutup,” katanya.
Yanyan menjelaskan, seharusnya setiap triwulan, setiap siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah (MA) mendapatkan bantuan yang besaran nilanya berbeda.
“Semuanya digunakan untuk biaya operasional dan membayar tenaga honorer,” jelasnya.
ilustrasi : web
ilustrasi : web

Aparatur Desa Harus Transparan dan Melibatkan Semua Unsur dalam Penggunaan Dana

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Anggota Komisi I DPRD Jabar Sadar Muslihat menekankan agar aparatur desa yang sudah menerima bantuan keuangan harus transparan dan melibatkan semua unsur dalam penggunaannya.
Menurut dia, kelembagaan yang ada di sesa pun harus dilibatkan agar pembangunan bisa maksimal. Terlebih dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dana desa akan besar.
“Jadi, kelembagaan harus dilibatkan, semuanya harus kuat dan semakin bersinerge. Kades, BPD/LPM harus bersinergi, begitupun dengan masyarakat,” jata Sadar dalam sosialisasi UU No 6/2014 Tentang Desa, Senin (28/9/2015).
Hal itu harus dilakukan sejak awal perencanaan pembangunan. Misalnya dengan menyusun apa saja yang menjadi prioritas desa.
“Program pembangunan pun harus berdasarkan usulan yang paling prioritas,” tukasnya.
sim (foto : net)
sim (foto : net)

Buat SIM Online Gak Ribet, Lurr…!

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Wakil Kepala Satlantas Polrestabes Bandung Kompol  Santiajdie Kartasasmita memastikan tahap pendaftaran Surat Izin Mengemudi (SIM) online gak ribet.
Meski demikian, Adjie tidak menampik jika pembuatan SIM online saat ini, wajib hukumnya menggunakan e-KTP. Menurutnya, tidak ada perbedaan persyaratan dalam penerbitan SIM dengan sistem lama dan online.
“Syaratnya semua sama. Biayanya juga sama,” ujar Adjie kepada wartawan di Mapolrestabes Jalan Jawa Bandung, Senin (28/9/2015).
Untuk mensosialisasikan adanya sistem baru penerbitan SIM online saat ini, Adjie mengatakan, pihaknya dengan segera menggelar softlaunching.
“Nanti kita pada Minggu (4/10), kita akan launching SIM online di Car Free Day, biar masyarakat semua nanti mengerti dan tahu tata cara dalam penerbitan SIM online ini,” tutur Adjie.
SIM Online ini, diberlakukan oleh Koorlantas Mabes Polri sejak Agustus kemarin, sejauh ini pembuatan SIM dengan sistem online baru aktif diterapkan di 45 Polrestabes atau Polres di kota – kota besar.
Keuntungan adannya SIM online ini, masyarakat tidak direpotkan yaitu harus kembali ke kota asal untuk pembuatan dan perpanjangan SIM.
APBD (ilustrasi : net)
APBD (ilustrasi : net)

APBD P 2015 Jabar Masih Dikaji Kemendagri

BANDUNG, FOKUSJabar.com: DPRD Jawa Barat meminta Kementerian Dalam Negeri segera menuntaskan kajian terkait APBD Perubahan Jabar 2015. Hal itu sangat penting agar APBD Perubahan bisa segera digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Anggota Badan Anggaran DPRD Jabar Syahrir mengungkapkan, saat ini APBD Perubahan Jabar 2015 belum bisa dicairkan karena harus menunggu persetujuan Kemendagri. Padahal, berbagai program pembangunan sangat bergantung kepada anggaran itu.
“Sekarang sudah mau akhir tahun. Tentunya kita berharap APBD itu bisa segera digunakan,” ungkap Syahrir di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro Bandung, Selasa (29/9/2015).
Dia mencontohkan pengerjaan venue untuk PON XIX/2016 Jabar yang sudah sangat mendesak. Apalagi pengerjaannya ditargetkan selesai akhir tahun 2015. Pihaknya khawatir pembangunan venue terhambat.
“Belum lagi kalau tendernya lama. Belum lama ini kami telah menanyakan hasil kajian tersebut ke Kemendagri,” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, saat ini APBD Perubahan Jabar 2015 masih dievaluasi Kemendagri. Pihaknya berharap minggu ini sudah final, dan tidak terlalu banyak dievaluasi, terlebih APBD itu berbasis masyarakat. Kendati begitu, pihaknya memperkirakan bahwa akan ada sejumlah program dalam APBD Perubahan 2015 Jabar yang direvisi Kemendagri.
“Kemungkinan ada yang dicoret, penghapusan programnya, seperti rapat-rapat di hotel, atau perjalanan dinas OPD,” pungkasnya.
Ai saat konprensi Persi di RSHS Jalan Cibadak Jalan Pasteur Kota Bandung (Foto: Budi)
Ai saat konprensi Persi di RSHS Jalan Cibadak Jalan Pasteur Kota Bandung (Foto: Budi)

Manusia Akar Ini Jalani Operasi ke 14

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Penyakit kulit yang dialami Dede Koswara (38) terus menjalar di kedua tangan dan kakinya. Kondisi tersebut membuat manusia akar ini harus kembali menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung setelah menjalani operasi pada 2011 lalu.
Warga Kampung Buled Desa Cihampelas Kabupaten Bandung Barat menjalani operasinya yang ke 14 dengan penanganan berdasarkan pemeriksaan ahli penyakit dalam dan anestesi.
Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin dr. Ai Djembar Sari mengatakan Dede kembali ditangani timdokter dikarenakan kedua bagian tangan dan kaki yang sebelumnya dikikis melalui operasi, kini mulai tumbuh kembali.
“Baru masuk beberapa hari, jadi masih mengumpulkan data. Sedangkan dari kondisi saat ini menjadi seperti 2007 lalu yang biasa dikenal dengan manusia akar,” ujar Ai saat konprensi Persi di RSHS Jalan Cibadak Jalan Pasteur Kota Bandung, Selasa (29/9/2015).
Saat ini Dede menjalani rawat inap di kamar Kemuning lantai 5, ia ditangangi tim yang diketuai dr. Oki Suwarsa. Sedangkan untuk pembiayaannya diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Sebelumnya, untuk tindak lanjut pemeriksaan dilakukan dengan rawat inap membutuhkan ketersediaan dari Dede, karena sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit selama dua tahun.
“Sedangkan untuk berapa lama pemeriksaan, kalau berkaca dari 2007 itu 9 bulan, karena itu kita belum bisa memastikan sampai kapan,” katanya.

Minggu, 27 September 2015

Deddy Mizwar bersama pihak terkait dari pemerintahan Australia Selatan tampak hangat berbincang (foto:IST)
Deddy Mizwar bersama pihak terkait dari pemerintahan Australia Selatan tampak hangat berbincang (foto:IST)

Kembangkan Industri Kreatif, Jabar Harus “Tiru” Cara Australia

ADELAIDE, AUSTRALIA SELATAN, FOKUSJabar.com:  Kesenian Jawa Barat menjadi sajian utama mewakiki persembahan Indonesia di Festival OzAsia 2015 di Adelaide, Australia Selatan.
Di acara bertajuk utama Indonesia itu, ditampilkan pula duta seni budaya negara lain se Asia. Even tersebut dinilai semakin memperkenalkan seni budaya Jabar di mancanegara.
Dalam acara itu Plh Gubernur Jabar Deddy Mizwar bertemu dengan jajaran pemerintah Australia Selatan dan rektorat Universitas Flinders. Pertemuan itu pun menghasilkan komitmen kuat masing-masing pihak untuk menjalin kerja sama di bidang industri kreatif.
Pertemuan itu digelar bersama Premier Australia Selatan Jay Wetherill, Menteri Kesenian Jack Snelling, dan Gubernur Australia Selatan Hieu Van Le. Bersama Deddy beberapa anggota DPRD Jabar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Jabar, serta Kepala Biro Otonomi Daerah dan Kerja Sama Setda Jabar.
Pertemuan dalam kerangka mempererat kerja sama ‘Provinsi Bersaudara’ antara Jabar dengan Australia Selatan itu juga dihadiri Konjen RI di Sidney, Australia serta perwakilan Kedutaan Besar RI untuk Australia.
“Beberapa konsep dan sejumlah langkah disiapkan untuk kerja sama ekonomi. Intinya positif, termasuk rencana bidang seni budaya dan hasil pertemuan dengan Menteri Kesenian Australia Selatan,” kata Deddy di Teater Adelaide Festival Centre, Jumat (25/9/2015) malam.
Dia menjelaskan bahwa dirinya dan delegasi yang dipimpinnya pun memaparkan kekayaan seni budaya Jabar. Menurut dia, potensi yang ada itu adalah modal dasar pengembangan industri kreatif yang nilai ekonominya tak terbatas.
“Saya katakan kepada Mr. Snelling bahwa Jabar memiliki 391 jenis seni budaya. Jabar pun memiliki 1.739 cagar budaya, salah satunya angklung yang sudah mendunia,” jelasnya.
Industri kreatif di Jabar, lanjut Deddy, yang mulai berkembang seperti animasi, fashion. Sementara di Australia Selatan, kemajuan seni kontemporernya tak terbantahkan.
Negara bagian ini pun, menurut Wagub telah berhasil memasarkan produk seni-budayanya sehingga menjadi andalan devisa.
Atas keunggulan tersebut, jajaran Kementerian Kesenian Australia Selatan membuka kesempatan bagi pihak terkait di Jabar mengikuti serangkaian pelatihan manajemen seni, teknis kepegawaian, dan pertukaran tenaga profesional.
“Kita harus mereplikasi industri kreatif Australia Selatan yang sudah berjalan sangat baik. Saya pikir dengan cara inilah kita upayakan agar kekayaan seni-budaya yang ada akan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Jabar,” terangnya.
Lebih lanjut Deddy mengungkapkan, Menteri Kesenian Australia Selatan siap bekerjasama memperkenalkan keragaman seni budaua Jabar agar mendunia seperti angklung dan Bali.
“Ya,  Mr. Snelling sangat terbuka karena kerja sama ini juga menguntungkan mereka,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Festival OzAsia 2015 di Adelaide, Australia Selatan itu digelar sejak 24 September hingga 4 Oktober nanti.
Jabar mementaskan tari topeng dan samba sunda gamelan. Pergelaran tersebut pun mendapat apresiasi dari sekitar 350 penonton yang terdiri atas elit pemerintah dan warga Adelaide, Australia Selatan.
Deddi-mizwar

Gubernur Australia Selatan Sambut Positif Kerja Sama dengan Pemprov Jabar

ADELAIDE, AUSTRALIA SELATAN, FOKUSJabar.com: Gubernur Australia Selatan Hieu Van Le menyambut positif revitalisasi kerja sama berbagai bidang antara Jawa Barat dengan Australia Selatan.
Dia berharap pemantapan kerja sama ‘provinsi bersaudara’, yang diteken kali pertama pada 1997 itu akan semakin memberi keuntungan bagi kedua pemerintahan dan masyarakat khususnya.
Demikian ditegaskan Van Le saat menyambut Plh Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan rombongan di kantornya Adelaide, Australia Selatan, Jumat (25/9/2015).
Dalam kesempatan itu, Deddy hadir bersama beberapa anggota DPRD Jabar, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Jabar, serta Kepala Biro Otda dan kerja sama Setda Jabar.
Penandatanganan naskah Memorandum Of Undersatanding (MoU) dilakukan antara Plh Gubernur Jabar Deddy Mizwar dengan Premier Australia Selatan Jay Wetherill di Dunstan Playhouse, Adelaide, Australia Selatan, Kamis (24/9/2915) lalu. Penandatanganan disaksikan Konjen RI di Sydney sebagai wakil pemerintah pusat.
Lebih lanjut Van Le berharap, upaya peningkatan kerja sama Jabar dan Australia itu menjadi pintu masuk para investor. Dengan demikian, pergerakan ekonomi Jabar maupun Australia Selatan semakin cepat, terlebih dengan kekuatan sumber daya masing-masing.
“Saya mewakili Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan berterima kasih atas kepercayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjalin kerja sama yang semakin erat. Kita berharap saling pengertian ini membangun negara dan masyarakat kita masing-masing,” papar Gubernur Australia Selatan.
Pada kesempatan yang sama, Deddy Mizwar menegaskan bahwa untuk mengimplementasikan MoU, maka pertemuan khusus yang terdiri atas berbagai lintas sektor perlu dilakukan segera dan berkelanjutan. Dia berharap, kerja sama berbagai bidang, khususnya pendidikan, seni budaya, pertanian, perdagangan dan investasi bisa terlaksana demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Atas nama Pemprov Jabar dan masyarakatnya, saya menghaturkan terima kasih atas sambutan hanya dari pemerintah Australia Selatan kepad kami,” jelas Deddy.
Jelang Lebaran, Persiadaan Air Bersih Kota Bandung Dinyatakan Aman
Ilustrasi (ajnn)

Duh! UU No. 7 2004 Dianulir, Air Tanah di Indonesia Tak Bertuan

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Ahli air tanah sekaligus Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) Lambok Hutasoit mengungkapkan, dianulirnya seluruh isi UU No. 7 tahun 2004 yang mengatur mengenai Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi (MK), air tanah di Indonesia menjadi tak bertuan.
Alhasil, siapa pun bisa memanfaatkannya secara liar, besar-besaran dan tidak bertanggungjawab. Menurut dia, seharusnya air tanah yang ada, sebaiknya dikelola sebaik-baiknya oleh negara untuk kepentingan rakyat banyak.

Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)
“Initinya jadi tidak bertuan air tanah ini. Masalah utama sebenarnya masalah pengusahaan. Kami belum bisa apa – apa karena belum ada UU,” tegas Lambok kepada wartawan usai diskusi Informal terkait air tanah, di Hotel Sheraton Jalan Ir H Juanda Kota Bandung, Sabtu (26/9/2015).
Saat ini yang terjadi di lapangan, pemanfaatan air tanah cenderung tidak seimbang. Bahkan lebih banyak yang diambil alih ketimbang yang diserap. Akibatnya, air tanah menjadi turun dan risikonya tanah bisa amblas.
“Disamping itu, dengan pengambilan secara besar – besaran, volume air yang ada di bumi pun akan berkurang setiap tahunnya. Krisis air ke depan sangat krusial. Ini perlu diperhatikan. Maka, kami mengusulkan air tanah ini serius diperhatikan dan dibuat undang undang yang bagus,” tuturnya.
Dia menegaskan bahwa pemerintah harus punya tanggung jawab paling besar terhadap pengelolaan air tanah ke depan. Hal itu menyusul kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan air tanah ketimbang air permukaan.
Untuk diketahui, hampir satu dasawarsa, pengelolaan Sumber Daya Air di negeri ini dipayungi oleh UU No. 7 Tahun 2004. Namun, beberapa elemen masyarakat baru – baru ini mengajukan pembatalan UU tersebut, ke MK dan dikabulkan. Komersialisasi dan privatisasi menjadi sebagian alasan pembatalan undang – undang tersebut.
ilustrasi : web
ilustrasi : web

Petani Beralih Profesi Jadi Kuli Bangunan: Tidak Ada Pilihan Lain

BANDUNG, FOKUSJabar.com : Musim kekeringan yang melanda lahan pertanian di Desa Cilame, Kabupaten Bandung Barat, yang berkepanjangan berdampak serius bagi para petani.
Salah satunya Dayat yang sebelumnya petani palawija kini beralih menjadi kuli bangunan, terpaksa harus dijalankan demi menghidupi keluarga imbas dari musim kering yang melanda lahannya sudah tiga bulan.
Dayat menuturkan, Lahan pertanian garapannya mengering dikarenakan sulitnya mendapatkan ketersediaan air bersih sehingga tidak ada pilihan lain selain jadi kuli bangunan.
“Ya daripada diam saja, enggak dapat uang, mending mah kerja gini,” ujar Dayat, Sabtu (26/9/2015).
Selain itu, petani sayuran Yadi, juga beralih profesi menjadi pedagang singkong. Dengan penyebab yang sama, Yadi mendagangkan singkongnya  sudah sebulan terakhir ini yang dijajakan ke sekitar komplek perumahan di Desa Cilame Kabupaten Bandung Barat.
“Singkong yang saya jual berasal dari petani yang lahannya lagi panen singkong. Terpaksa beralih profesi karena lahan pertanian keluarga sudah tidak ada sumber air lagi, “ucap Yadi.
Dayat dan Yadi merupakan bagian dari 600 petani yang beralih profesi dikarenakan dampak kekeringan yang berkepanjangan dan mengakibatkan lahan pertanian mengering karena ketersediaan sumber air bersih semakin sulit.