Kamis, 10 Desember 2015

Jokowi Tetap Gunakan Bahasa Indonesia Saat Berpidato di Paris
Kasus Setya Novanto dan PT Freeport, Hendri : Presiden Harus Turun Tangan! (web)

Kasus Setya Novanto dan PT Freeport, Hendri : Presiden Harus Turun Tangan!

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Presiden Jokowi harus turun tangan dalam kasus pencatutan nama yang melibatkan PT Freeport Indonesia dengan Ketua DPR RI Setya Novanto.
Pasalnya, kasus ini selain mencatut nama Presiden dan Wakilnya, juga membuat beberapa menteri dan petinggi lembaga negara yang saling bersilang pendapat, sehingga menghasilkan potensi munculnya kegaduhan publik.
“Ini memang sebaiknya segera diperbaiki oleh presiden, mungkin salah satu solusinya dengan perombakan kabinet lagi, dengan orang orang yang bisa bekerja sama, karena menteri yang sekarang sudah berkali kali dihimbau namun tetap bersilang pendapat.” kata Hendri, kepada PRFM, Minggu (6/12/2015).
Hendri menekankan, yang berkepentingan memanggil beberapa mentri mengenai kasus ini justru Presiden, karena selain Menkopohulkan Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri ESDM Sudirman Said, juga ada menteri lainnya yang ikut disebut dalam rekaman tersebut.
“Saat ini seperti banyak sekali menteri menteri yang seperti ingin menunjukkan prestasi dan eksistensi bagi dirinya, ikut ikutan berkomentar mengenai masalah ini, kesannya seperti untuk menghindari reshuffle.” jelasnya.
“Presiden sebaiknya turun tangan untuk melakukan klarifikasi dan menyatakan sikap terhadap kasus ini. Karena jika mengikuti sidang sejak awal, sudirman said dalam sidang sempat beberapa kali menyebutkan presiden sebagai pihak yang diajak konsultasi dalam pembuatan surat insurance freeport dalam mendapatkan kontrak,” tambahnya.
Hendri mengakui, kasus yang melibatkan PT Freeport ini memang teralu kompleks, sehingga dirinya menghimbau masyarakat untuk jangan hanya mengikuti arahan sutradara yang tertuju pada penurunan Ketua DPR.
“Memang teralu kompleks yg ada di kasus freeport, namun jangan sampai kita hanya mengikuti arahan sutradara yang memang tertuju pada penurunan Setya Novanto, sebab siapapun yg ada di kursi DPR, jika memang betul ada deal yang tidak bagus, akan tetap begitu-begitu saja. Yang paling penting bukan mengungkap pemainnya, tapi siapa dalangnya,” tegas Hendri.
Hendri juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terbawa alur cerita sehingga melupakan kepentingan lain yang sebetulnya tidak kalah besarnya.
“MKD ini tidak boleh hanya dikhususkan untuk menjatuhkan Setya Novanto, masyarakat harus ingat ada kepentingan lebih besar yang bisa kita awasi, yaitu perpanjangan kontrak freeport nya sendiri , yang selama ini telah digulirkan oleh Sudirman Said,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar