Kamis, 10 Desember 2015

Ngeri! Migrasi PSK dari Dolly ke NTB Sebabkan Peningkatan HIV/AIDS
Ilustrasi (web)

Ngeri! Migrasi PSK dari Dolly ke NTB Sebabkan Peningkatan HIV/AIDS

MATARAM, FOKUSJabar.com: Penderita HIV/AIDS di Nusa Tenggara Barat (NTB) kini kian terus meningkat.
Hal itu disinyalir oleh perpindahan Pekerja Seks Komersil (PSK) dari lokalisasi populer Dolly di Kota Surabaya menuju ke Kepulauan Sunda Kecil tersebut.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB mencatat sampai September 2015, secara kumulatif sebanyak masyarakat terkena penyakit HIV/AIDS.
Kepala Sekretariat KPA NTB, H Soeharmonto mengatakan, kondisi NTB saat ini sangat memprihatinkan. “Ini orang yang pacaran sangat bahaya, selain itu mantan-mantan PSK yang di Dolly, Jawa Timur juga sekarang banyak ada di NTB karena di sana ditutup,” kata Soeharmonto, seperti dikutip JPPN, Selasa (1/12/2015).
Dia menjelaskan, secara umum untuk penderita HIV sendiri sebanyak 466 orang dan AIDS sebanyak 617 orang. Penderita terbanyak dari Kota Mataram kemudian Lombok Timur, KLU, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. “Yang terendah adalah Dompu,” tambahnya.
Ironisnya lagi, penyakit mematikan itu tak hanya menyerang masyarakat biasa. Nyatanya, banyak pegawai negeri sipil (PNS) setempat yang terinfeksi virus HIV.
Sedikitnya, kata Soeharmonto, 47 PNS mengidap HIV/AIDS. Rinciannya PNS penderita HIV sebanyak 21 orang. Kemudian untuk AIDS sendiri tercatat 26 orang.
Jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah. “PNS itu ada juga pejabat, dia kena karena sering jajan di luar sembarangan,” bebernya.
Saat disinggung pejabat mana dan eselon berapa yang mengidap HIV/AIDS, Soeharmonto memilih tidak membeberkannya. Menurutnya, data pribadi atau ciri-ciri penderita HIV/AIDS sangat dirahasiakan karena merupakan aib dan jika diketahui publik dikhawatirkan dapat menghancurkan hidup mereka.
“Saya tidak bisa katakan pejabat Pemprov atau pejabat mana, yang jelas pejabat,” jelasnya.
Menurut informasi, hingga saat ini penderita HIV/AIDS di NTB yang meninggal dunia sebanyak 242 orang atau 39,2 persen. Parahnya lagi, penderita di NTB diprediksi mencapai 3 ribu orang lebih. Namun yang terdeksi baru 1083 orang.
Untuk pencegahan dan pengumpulan data korban terinfeksi, pihak KPA telah menyediakan pelayanan konseling Voluntary Counseling Test (VCT) atau testing HIV di masing-masing Kabupaten/Kota dengan harapan masyarakat bisa periksa diri demi mengetahui apakah positif atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar